Senin, 17 Agustus 2015
Jumat, 08 Maret 2013
Sabtu, 24 Maret 2012
PROFIL GURU & SISWA MTS DAARUL FALAH
Pendidikan Islam memiliki 3 (tiga) tahapan kegiatan, yaitu: tilawah (membacakan ayat Allah), tazkiyah (mensucikan jiwa) dan ta’limul kitab wa sunnah (mengajarkan al kitab dan al hikmah). Pendidikan dapat merubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik disebabkan pendidikan mempunyai kelebihan. Pendidikan mempunyai ciri pembentukan pemahaman Islam yang utuh dan menyeluruh, pemeliharaan apa yang telah dipelajarinya, pengembangan atas ilmu yang diperolehnya dan agar tetap pada rel syariah. Hasil dari pendidikan Islam akan membentuk jiwa yang tenang, akal yang cerdas dan fisik yang kuat serta banyak beramal.
Pendidikan Islam berpadu dalam pendidikan ruhiyah, fikriyah (pemahaman/pemikiran) dan amaliyah (aktivitas). Nilai Islam ditanamkan dalam individu membutuhkan tahpan-tahapan selanjutnya dikembangkan kepada pemberdayaan di segala sektor kehidupan manusia. Potensi yang dikembangkan kemudian diarahkan kepada pengaktualan potensi dengan memasuki berbagai bidang kehidupan. (QS. Ali Imran (3) : 103)
Pendidikan yang diajarkan Allah SWT melalui Rasul-Nya bersumber kepada Al Qur’an sebagai rujukan dan pendekatan agar dengan tarbiyah akan membentuk masyarakat yang sadar dan menjadikan Allah sebagai Ilah saja.
Kehidupan mereka akan selamat di dunia dan akhirat. Hasil ilmu yang diperolehnya adalah kenikmatan yang besar, yaitu berupa pengetahuan, harga diri, kekuatan dan persatuan.
Tujuan utama dalam pendidikan Islam adalah agar manusia memiliki gambaran tentang Islam yang jelas, utuh dan menyeluruh.
Interaksi di dalam diri ini memberi pengaruh kepada penampilan, sikap, tingkah laku dan amalnya sehingga menghasilkan akhlaq yang baik. Akhlaq ini perlu dan harus dilatih melalui latihan membaca dan mengkaji Al Qur’an, sholat malam, shoum (puasa) sunnah, berhubungan kepada keluarga dan masyarakat. Semakin sering ia melakukan latihan, maka semakin banyak amalnya dan semakin mudah ia melakukan kebajikan. Selain itu latihan akan menghantarkan dirinya memiliki kebiasaan yang akhirnya menjadi gaya hidup sehari-hari.
Rabu, 21 Maret 2012
PENDIDIKAN ISLAM DI INDONESIA
Pendidikan Islam di
Indonesia masih menghadapi berbagai masalah dalam berbagai aspek. Upaya
perbaikannya belum dilakukan secara mendasar, sehingga terkesan seadanya
sajaSelama ini, upaya pembaharuan pendidikan Islam secara mendasar,
selalu dihambat oleh berbagai masalah mulai dari persoalan dana sampai
tenaga ahli. Padahal pendidikan Islam dewasa ini, dari segi apa saja
terlihat goyah terutama karena orientasi yang semakin tidak jelas
[Muslih Usa, 1991:11-13]. Berdasarkan uraian ini, ada dua alasan pokok
mengapa konsep pembaharuan pendidikan Islam di Indonesia untuk menuju
masyarakat madani sangat mendesak. [a] konsep dan praktek pendidikan
Islam dirasakan terlalu sempit, artinya terlalu menekankan pada
kepentingan akhirat, sedangkan ajaran Islam menekankan pada keseimbangan
antara kepentingan dunia dan akhirat. Maka perlu pemikiran kembali
konsep pendidikan Islam yang betul-betul didasarkan pada asumsi dasar
tentang manusia yang akan diproses menuju masyarakat madani. [b]
lembaga-lembaga pendidikan Islam yang dimiliki sekarang ini, belum atau
kurang mampu memenuhi kebutuhan umat Islam dalam menghadapi tantangan
dunia modern dan tantangan masyarakat dan bangsa Indonesia disegala
bidang. Maka, untuk menghadapi dan menuju masyarakat madani diperlukan
konsep pendidikan Islam serta peran sertanya secara mendasar dalam
memberdayakan umat Islam, Suatu usaha pembaharuan pendidikan hanya
bisa terarah dengan mantap apabila didasarkan pada konsep dasar filsafat
dan teori pendidikan yang mantap. Filsafat pendidikan yang mantap hanya
dapat dikembangkan di atas dasar asumsi-asumsi dasar yang kokoh dan
jelas tentang manusia [hakekat] kejadiannya, potensi-potensi bawaannya,
tujuan hidup dan misinya di dunia ini baik sebagi individu maupun
sebagai anggota masyarakat, hubungan dengan lingkungan dan alam semesta
dan akhiratnya hubungan dengan Maha Pencipta. Teori pendidikan yang
mantap hanya dapat dikembangkan atas dasar pertemuan antara penerapan
atau pendekatan filsafat dan pendekatan emperis [Anwar Jasin, 1985:8],
Sehubungan dengan itu, konsep dasar pembaharuan pendidikan Islam adalah
perumusan konsep filsafat dan teoritis pendidikan yang didasarkan pada
asumsi-asumsi dasar tentang manusia dan hubungannya dengan lingkungan
dan menurut ajaran Islam.
Maka, dalam usaha pembaharuan pendidikan Islam perlu
dirumuskan secara jelas implikasi ayat-ayat al-Qur’an dan hadits yang
menyangkut dengan fitrah ” atau potensi bawaan, misi dan tujuan hidup manusia. Karena rumusan tersebut akan menjadi konsep dasar filsafat pendidikan Islam. Untuk itu,
filsafat atau segala asumsi dasar pendidikan Islam hanya dapat
diterapkan secara baik jikalau kondisi-kondisi lingkungan ( sosial -
kultural ) diperhatikan. Jadi, apabila kita ingin mengadakan perubahan
pendidikan Islam maka langkah awal yang harus dilakukan adalah
merumuskan konsep dasar filosofis pendidikan yang sesuai dengan ajaran
Islam, mengembangkan secara empris prinsip-prinsip yang mendasari
keterlaksanaannya dalam konteks lingkungan [sosial – cultural] yang
dalam hal ini adalah masyarakat madani. Jadi, tanpa kerangka dasar
filosofis dan teoritis yang kuta, maka perubahan pendidikan Islam tidak
punya pondasi yang kuat dan juga tidak mempunyai arah yang pasti
[Rangkuman dari Anwar Jasin, 1985:8 –9].
Konsep dasar filsafat dan teoritis pendidikan Islam,
harus ditempatkan dalam konteks supra sistem masyarakat madani di mana
pendidikan itu akan diterapkan. Apabila terlepas dari konteks
“masyarakat madani”, maka pendidikan menjadi tidak relevan dengan
kebutuhan umat Islam pada kondisi masyarakat tersebut [masyarakat
madani]. Jadi, kebutuhan umat yang amat mendesak sekarang ini adalah
mewujudkan dan meningkatan kualitas manusia Muslim menuju masyarakat
madani. Untuk itu umat Islam di Indonesia dipersiapkan dan harus
dibebaskan dari ketidaktahuannya
Pengunjung
Langganan:
Postingan (Atom)